Asal Penciptaan Langit & Bumi Menurut al-Quran
Bisakah dijelaskan proses pnciptaan alam semesta menurut al-Quran!
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Prinsip
penting yang perlu kita kedepankan ketika membahas masalah azali
(kejadian masa silam) atau masalah ghaib secara umum adalah tidak
memberikan rincian tanpa bukti dan dalil yang shahih. Sebatas teori,
tidak bisa dijadikan acuan. Karena Allah tidak akan menanyakan masalah
ghaib yang kita tidak tahu dan yang tidak disebutkan dalam dalil.
Karena Allah ta’ala mencela memberikan komentar tentang masalah ghaib, yang tidak memiliki bukti.
Diantaranya
masalah proses penciptaan alam semesta. Dalam al-Quran, Allah hanya
memberikan keterangan global dan tidak rinci. Hanya dengan mengetahui
secara global, tanpa menggali yang lebih rinci, itu sudah cukup bagi
seorang muslim.
Allah tegaskan dalam al-Quran,
مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ
Aku
tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi
dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri (QS. al-Kahfi: 51)
Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,
فأما الأيام الستة التي خلق الله فيها السموات والأرض فهي غيب لم يشهده أحد من البشر، ولا من خلق الله جميعاً
Rentang
6 hari yang Allah jadikan waktu penciptaan langit dan bumi, sifatnya
ghaib. Tidak ada satupun manusia yang menyaksikannya, tidak pula makhluk
Allah semuanya. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 190003)
Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Al-Quran
Allah ta’ala menceritakan proses penciptaan alam semesta dalam al-Quran. Ada yang bersifat global dan ada yang lebih rinci.
Dalam
penjelasan global, Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan langit dan
bumi selama 6 hari. Allah tegaskan hal ini di tujuh ayat dalam al-Quran.
Diantaranya,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Sesugguhnya
Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam 6 hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy. (QS. al-A’raf: 54).
Allah juga berfirman di surat al-Furqan,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
Sungguh
Aku telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara
keduanya dalam 6 hari, dan Aku tidak merasa capek. (QS. Qaf: 38).
Keterangan
lainnya Allah sebutkan di surat Yunus (ayat 3), Hud (ayat 7), al-Furqan
(ayat 59), as-Sajdah (ayat 4), dan al-Hadid (ayat 4).
Disamping penjelasan global, Allah juga memberikan penjelasan lebih rincin, di surat Fushilat (ayat 9 sampai 12), Dia berfirman,
قُلْ
أَإِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَاداً ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ*
Katakanlah:
“Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam
dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat)
demikian itu adalah Rabb semesta alam”. (9)
وَجَعَلَ فِيهَا
رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا
فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ*
Dan dia
menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
penghuninya dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. (10)
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ
وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعاً أَوْ كَرْهاً
قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِين*
Kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan
suka hati” (11)
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ
وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا
بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Maka
Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari. Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. (12).
Makna Kata “Hari”
Selanjutnya, kita akan memahami makna kata ‘hari’ yang disebutkan dalam berbagai ayat di atas.
Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan,
اليوم -في لغة العرب- يعبر به عن وقت طلوع الشمس إلى غروبها، وقد يعبر به عن مدة من الزمان أي مدة كانت
Kata
‘hari’ – dalam bahasa arab –, bisa digunakan untuk menyebut rentang
waktu antara terbit matahari hingga terbenamnya. Bisa juga untuk
menyebut rentang waktu tertentu. (al-Mufradat, hlm. 553).
Karena itulah, ulama berbeda pendapat dalam memahami kata ‘hari’ terkait proses penciptaan alam semesta.
Ibnu
Katsir dalam al-Bidayah wa anNihayah menyebutkan perbedaan pendapat
ulama tentang makna ‘hari’ dalam ayat di atas. Beliau menyatakan ada dua
pendapat ulama tentang makna kata ‘hari’ terkait penciptaan langit dan
bumi,
Pendapat Pertama, maknanya sebagaimana makna hari yang
dikenal manusia, dimulai sejak terbit matahari hingga terbenamnya
matahari. Ini merupakan pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Pendapat
Kedua, bahwa satu hari dalam proses penciptaan alam semesta itu seperti
1000 tahun dalam perhitungan manusia. Ini merupakan pendapat yang
diriwayatkan dari Ibn Abbas, Mujahid, ad-Dhahak, Ka’b al-Ahbar, dan
pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad sebagaimana keteragan beliau dalam
ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah. Pendapat ini pula yang dinilai kuat oleh Ibnu
Jarir at-Thabari. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/15).
Diantara ulama yang berpendapat bahwa satu hari sama dengan seribu tahun adalah al-Qurthubi. Beliau mengatakan dalam tafsirnya,
في ستة أيام” أي من أيام الآخرة أي كل يوم ألف سنة لتفخيم خلق السماوات والأرض….
Dalam
waktu 6 hari, maksudnya adalah hari di akhirat, bahwa satu hari sama
dengan 1000 tahun, karena besarnya penciptaan langit dan bumi. (Tafsir
al-Qurthubi, 7/219)
Bumi atau Langit Dulu?
Ada dua hal yang
perlu dibedakan terkait proses penciptaan langit dan bumi, pertama,
mengawali penciptaan (Ibtida al-Khalqi) dan kedua, penyempurnaan
penciptaan (Taswiyah al-Khlqi).
Di surat Fushilat ayat 9 hingga
12 di atas, Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu
sebelum langit. Sehingga, secara Ibtida al-Khalqi, bumi lebih awal
dibandingkan langit. Namun penyempurnaan bumi (Taswiyah al-Khlqi), baru
dilakukan setelah Allah menciptakan langit.
Ketika menafsirkan surat Fushilat di atas, Ibnu Katsir mengatakan,
فذكر
أنه خلق الأرض أولا لأنها كالأساس، والأصل أن يُبْدَأَ بالأساس، ثم بعده
بالسقف، كما قال: هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ
Allah
menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu, karena bumi
ibarat pondasi. Dan pertama kali, harusnya dimulai dengan pondasi.
Kemudian setelahnya adalah atap. Sebagaimana yang Allah firmankan,
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ
Dialah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian
Dia berkehendak (beristiwa) menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit (al-Baqarah: 29
Ibnu Katsir melajutkan dengen menjelaskan firman Allah di surat an-Nazi’at,
أَأَنْتُمْ
أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ
دَحَاهَا أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا
مَتَاعًا لَكُمْ وَلأنْعَامِكُمْ
Apakah kamu lebih sulit
penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, ( ) Dia meninggikan
bangunannya lalu menyempurnakannya, ( ) dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. ( ) Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya. (30) Dia memancarkan dari bumi mata airnya,
dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. ( ) Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, ( ) (semua itu) untuk kesenanganmu dan
untuk binatang-binatang ternakmu. (QS. an-Nazi’at: 27 – 33)
ففي
هذه الآية أن دَحْى الأرض كان بعد خلق السماء ، فالدَّحْيُ هو مفسر بقوله: {
أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا } ، وكان هذا بعد خلق السماء،
فأما خلق الأرض فقبل خلق السماء بالنص
Dalam ayat ini disebutkn
bahwa Dahyu al-Ardi (penyempurnaan bumi) dilakukan setelah menciptakan
langit. Bentuk ad-Dahyu, ditafsirkan pada ayat, “Dia memancarkan dari
bumi mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.” Dan ini
dilakukan setelah penciptaan langit. Adapun penciptaan bumi, ini
dilakukan sebelum penciptaan langit berdasarkan nash (dalil tegas).
(Tafsir Ibnu Katsir, 7/165).
Selanjutnya, Ibnu Katsir menyebutkan keterangan dari Ibnu Abbas yang diriwayat Bukhari dalam Shahihnya.
Dari
Said bin Jubair bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Ibnu Abbas
beberapa ayat yang menurutnya bertentangan, diantaranya firman Allah
tentang penciptaan langit dan bumi.
Orang ini menanyakan,
Di
surat an-Nazi’at (ayat 27 – 30), Allah menyebutkan bahwa Dia
menciptakan langit sebelum menciptakan bumi. Sementara di surat Fushilat
(ayat 9 – 12) Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi sebelum
menciptakan langit.
Jawab Ibnu Abbas,
خلق الأرض في يومين،
ثم خلق السماء، ثم استوى إلى السماء، فسواهن في يومين آخرين، ثم دَحَى
الأرض، ودَحْيُها: أن أخرج منها الماء والمرعى، وخلق الجبال والجماد
والآكام وما بينهما في يومين آخرين، فذلك قوله: {دَحَاهَا} وقوله { خَلَقَ
الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ } فَخُلِقت الأرض وما فيها من شيء في أربعة أيام،
وخلقت السماوات في يومين
Allah menciptakan bumi dalam 2 hari,
kemudian Dia menciptakan langit. Kemudian dia beristiwa ke atas langit,
lalu Allah sempurnakan langit dalam 2 hari yang lain. Kemudian Allah
daha al-Ardha (menyempurnakan bumi). Bentuk penyempurnaan bumi adalah
dengan Dia keluarkan dari bumi mata air, tumbuh-tumbuhan, Allah ciptakan
gunung, benda mati, dataran tinggi, dan segala yang ada di antara
langit dan bumi, dalam 2 hari. Itulah makna firman Allah, “Bumi
dihamparkannya.” Sementara firman Allah, “Dia menciptakan bumi dalam 2
hari.” Diciptakanlah bumi dan segala isinya dalam 4 hari dan diciptakan
semua langit dalam 2 hari. (HR. Bukhari secara Muallaq sampai al-Minhal,
16/85).
Kesimpulan dari keterangan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma,
Allah
menciptakan bumi 2 hari belum sempurna dan belum ada isinya. Kemudian
menciptakan semua langit dalam 2 hari, dan terakhir Allah mengisi bumi
dengan tumbuhan, gunung, benda-benda dalam 2 hari.
Allahu a’lam.
http://bustomiarifinakmibaturaja.blogspot.co.id/search?updated-max=2016-02-19T19:53:00-08:00&max-results=7&start=7&by-date=false