Selasa, 16 Februari 2016

Rukun Iman

RUKUN IMAN

Dalam agama islam dikenal dua pilar penting yang menjadi pedoman hidup bagi seorang muslim, yaitu Rukun Iman dan Rukun Islam. Iman. Menurut bahasa, artinya membenarkan. Sedangkan, iman menurut istilah syariat, maksudnya mengakui dengan lisan (perkataan), membenarkan (tashdiiq) dengan hati dan mengamalkannnya dengan anggota tubuh.

Adapun Rukun iman itu sendiri terdiri atas 6 rukun antara lain:

1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada para malaikat.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman kepada had akhir (kiamat).
6. Iman kepada Qodar Allah yang baik atau yang buruk.

Untuk memudahkan untuk memahami Makna masing-masing rukun kita hanya berpedoman pada pengertian iman itu sendiri, yaitu:

- Mengakuinya dengan lisan
- Membenarkannya dengan hati dan kemudian
- Mengamalkannya dengan anggota tubuh.


1. Makna iman kepada Allah

Iman kepada Allah bermakna bahwa kita meyakini tentang penjelasan Allah dan Rasulnya mengenai keberadaan Tuhan. Untuk lebih terperinci lagi, makna iman kepada Allah dapat kita jabarkan dalam empat poin.

Pertama, meyakini bahwa penciptaan manusia adalah kehendak Allah dan tidak mahkluk lain yang terdapat di semesta alam tanpa pengetahuan Allah swt, kedua ialah meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan bumi dan alam semesta dan Allah pulalah yang memberikan reski kepada manusia dan mahkluk lainnya. Ketiga, yaitu meyakini bahwa Allahlah yang patut disembah dan hanya kepadaNyalah segala ibadah ditujukan, misalnya berzikir, sujud, berdoa, dan meminta. Semuanya hanya kepada Allah semata. Keempat yaitu meyakini sifat-sifat Allah yang tercantum dalam alquran (Asmaul Husna)


2. Makna Beriman kepada Malaikat Allah

Malaikat ialah mahkuluk gaib yang diciptakan Allah dari cahaya, dengan ketaatan selalu menjalankan perintah Allah dan kesanggupannya untuk beribadah kepada Allah. Malaikat diciptakan tidak memiliki sikap ketuhanan dan hanya Allahlah Tuhan semesta alam. Jumlah malaikat sangat banyak dan semuanya tunduk dan menjalankan perintah Alla swt.

Makna beriman kepada malaikat dapat dijabarkan kedalam empat poin: pertama, mengimani wujud mereka.

Kedua, mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui namanya, sedangkan yang kita tidak ketahui namanya kita mengimaninya secara Ijmal (garis besar).

Ketiga, mengimani sifat malaikat yang terdapat dalam hadis, misalnya Rasullullah saw, pernah bertemu langsung dengan malaikat jibril yang memiliki 600 sayap (Bukhari) di hadis lain dikatakan setiap sayap malaikat jibril menutupi setiap ufuk (Ahmad).

Dan Keempat, yaitu mengimani tugas malaikat seperti yang telah diberitahukan kepada kita. Malaikat senantiasa beribada kepada Allah; bertasbih siang dan malam dan berthawaf di Baitul Ma'mur dan lain sebagainya.


3. Makna beriman kepada Kitab-kitab Allah

pertama, mengimani bahwa kitab itu datangnya dari Allah swt.

Kedua, mengimani kitab tersebut baik secara rinci (tafshil) maupun secara garis besar (ijmal), tafshil artinya mengimani bahwa kitab yang diturunkan kepada Nabi ini adalah kitab ini, sedangkan secara garis besar kita meyaini bahwa kitab diturunkan kepada  Nabi dan Rasul meskipun tidak diketahui namanya.

Ketiga, yaitu membenarkan perkataan yang tertulis dalam kitab-kitab tersebut yang masih murni (Belum dirubah).

Keempat, mengamalkan hukum yang tertulis dalam kitab tersebut selama kitab tersebut belum "dihapus", yang dimaksud dengan kata dihapus disini ialah, kita hanya mengimani satu kitab saja yaitu Al quran, karena kehadiran Al quran mengakibatkan kitab-kitab sebelumnya menjadi mansukh (dihapus). Al quran ialah kitab yang mewakili setiap ummat sampai akhir masa.


4. Makna beriman kepada Nabi dan Rasul

Beriman kepada Nabi dan Rasul, bermakna bahwa kita meyakini Nabi dan Rasul ialah manusia utusan Allah yang diutus di muka bumi untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman. Meyakini bahwa Nabi dan Rasul adalah mahkluk yang diutus Allah ke Bumi untuk memberi petunjuk ke umat manusia hingga kembali ke jalan lurus. Beriman kepada Nabi dan Rasul artinya ialah memercayai segala ajarannya baik dari lisan maupun sebagai sauri teladan. Dengan mengetahui maka beriman kepada Nabi dan Rasul, Manusia sebagai hamba yang mulia sudah sepantasnya meyakininya dan mengikuti jejak suri teladan Nabi dan Rasul


5. Makna beriman kepada hari akhir

Beriman kepada hari akhir artinya kita meyakini tanda-tanda akan datangnya hari kiamat, seperti lahirnya dajjal turunnya Isa as. Datangnya Ya'juj dan Ma'juj, terbitnya matahari dari  barat. Kemudiaan diangkatnya ilmu dari muka bumi yang ditandai dengan wafatnya para ulama, semakin banyak terjadi perzinaan, amanah tidak lagi dijalankan, urusan diserahkan kepada yang bukan ahlihnya, jumlah perempuan jauh melebihi jumlah lak-laki dan terjadi kekacauan dan pembunuhan dimana-mana.

Selain itu Pula, makna beriman kepada hari akhir yaitu kita mengimani kejadian gaib lainnya seperti dibangkitkannya manusia dari kubur, dikumpulkannya manusia di padang mashar, adanya hari pembalasan, adanya siksa kubur dan nikmat kubur, dan meyakini adanya surga dan neraka. Semua dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.


6. Makna beriman kepada qada dan qadar

Makna beriman kepada qada dan qadar artinya ialah kita mengimani bahwa apapun yang terjadi di muka bumi bahkan kepada diri kita sendiri sebagai manusia baik maupun buruk merupakan kehendak dari Allah swt.

Namun keburukan tersebut tidak dinisbahkan kepada Allah, melainkan kepada manusia sebagai mahkluk ciptaanNya, sedangkan jika keburukan tersebut dikaiitkan dengan Allah, maka keburukan tersebut merupakan suatu bentuk keadilan terhadap sesuatu pihak yang tidak dapat terduga oleh pengetahuan manusia. Allah menciptakan mudharat pastilah ada maslahat. Di setiap keburukan terdapat makna yang mendalam, baik itu diketahui oleh manusia, maupun tidak diketahui oleh manusia.


Penjelasan Rukun Iman

Aqidah Islamiah dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, & iman kepada takdir yang baik & yang buruk.

Keenam rukun ini telah disebutkan secara jelas dlm Al-Qur`an & sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam. Allah Azza wa Jalla berfirman :


ليس البر أن تولوا وجوهكم قبل المشرق والمغرب ولكن البر من ءامن بالله واليوم الآخر والملائكة والكتاب والنبيين

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur & barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, & nabi-nabi.” (QS. Al-Baqarah: 177)

Adapun, iman kepada takdir maka disebutkan dlm firman-Nya:

إنا كل شيء خلقناه بقدر

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dgn takdir.” (QS. Al-Qamar: 49)

Sementara dari As-Sunnah adalah hadits Umar bin Al-Khaththab yang masyhur tentang kisah datangnya Jibril alaihissalam utk bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang iman. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:


أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ


“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, & kamu beriman kepada takdir yang baik & yang buruk.” (HR. Muslim no. 9)

Berikut penjelasan ringkas mengenai keenam rukun iman ini:


1. Iman kepada Allah.

Tidaklah seseorang dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 perkara:

a. Mengimani adanya Allah Ta’ala.

b. Mengimani rububiah Allah, bahwa tak ada yang mencipta, menguasai, & mengatur alam semesta kecuali Allah.

c. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah & mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.

d. Mengimani semua nama dan sifat Allah yang Allah telah tetapkan utk diri-Nya & yang Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam tetapkan utk Allah, serta menjauhi ta’thil, tahrif, takyif dan tamtsil.


2. Iman kepada para malaikat Allah.

Maksudnya kita wajib membenarkan bahwa para malaikat itu ada wujudnya dimana Allah Ta’ala menciptakan mereka dari cahaya. Mereka adalah makhluk & hamba Allah yang selalu patuh & beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman :


ومن عنده لا يستكبرون عن عبادته ولايستحسرون يسبحون الليل والنهار لايفترون


“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh utk menyembah-Nya & tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam & siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya`: 19-20)

Kita wajib mengimani secara rinci setiap malaikat yang kita ketahui namanya seperti Jibril, Mikail, & Israfil. Adapun yang kita tak ketahui namanya maka kita mengimani mereka secara global. Di antara bentuk beriman kepada mereka adalah mengimani setiap tugas & amalan mereka yang tersebut dlm Al-Qur`an & hadits yang shahih, seperti mengantar wahyu, menurunkan hujan, mencabut nyawa, & seterusnya.


3. Iman kepada kitab-kitab Allah.

Yaitu kita mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah kalam-Nya, & kalamullah bukanlah makhluk karena kalam merupakan sifat Allah & sifat Allah bukanlah makhluk.

Kita juga wajib mengimani secara terperinci semua kitab yang namanya disebutkan dlm Al-Qur`an seperti taurat, injil, zabur, suhuf Ibrahim, & suhuf Musa. Sementara yang tak kita ketahui namanya maka kita mengimani secara global bahwa Allah Ta’ala mempunyai kitab lain selain daripada yang diterangkan kepada kita. Secara khusus tentang Al-Qur`an, kita wajib mengimani bahwa dia merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.


4. Iman kepada para nabi & rasul Allah.

Yaitu mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dgn para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tak mempunyai sifat-sifat & hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi & rasul adalah kebatilan yang nyata.

Wajib mengimani bahwa semua wahyu nabi & rasul itu adalah benar & bersumber dari Allah Ta’ala. Karenanya siapa saja yang mendustakan kenabian salah seorang di antara mereka maka sama saja dia telah mendustakan seluruh nabi lainnya. Karenanya Allah Ta’ala mengkafirkan Yahudi & Nashrani tatkala tak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam & Allah mendustakan keimanan mereka kepada Musa & Isa alaihimassalam, karena mereka tak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Juga wajib mengimani secara terperinci setiap nabi & rasul yang kita ketahui namanya. Sementara yang tak kita ketahui namanya maka kita wajib mengimaninya secara global. Allah Ta’ala berfirman:


ولقد أرسلنا رسلاً من قبلك منهم من قصصنا عليك ومنهم من لم نقصص عليك


“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu & di antara mereka ada (pula) yang tak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir: 78)

5. Iman kepada hari akhir.

Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan utk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Allah Ta’ala berfirman:

كما بدأنا أول خلق نعيده وعدا علينا إنا كنا فاعلين

“Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya, janji dari Kami, sesungguhnya Kami pasti akan melakukannya.” (QS. Al-Anbiya`: 104)

Ini makna hari akhir secara khusus, walaupun sebenarnya beriman kepada akhir itu mencakup 3 perkara, dimana siapa saja yang mengingkari salah satunya maka hakikatnya dia tak beriman kepada hari akhir. Ketiga perkara itu adalah:

a. Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh-yaitu alam di antara dunia & akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur bagi yang lulus dari fitnah, & siksa kubur bagi yang tak selamat darinya.

b. Mengimani tanda-tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang jumlahnya puluhan, maupun tanda-tanda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10. Di antaranya: Munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihissalam, keluarnya Ya`juj & Ma`jun, & seterusnya hingga terbitnya matahari dari sebelah barat.

c. Mengimani semua yang terjadi setelah kebangkitan. Dan kejadian ini kalau mau diruntut sebagai berikut: Kebangkitan lalu berdiri di padang mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab & pembagian kitab), mizan (penimbangan amalan), sirath, neraka, qintharah (titian kedua setelah shirath), & terakhir surga.

6. Beriman kepada takdir yang baik & yang buruk.

Maksudnya kita wajib mengimani bahwa semua yang Allah takdirkan, apakah kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Beriman kepada takdir Allah tak teranggap sempurna hingga mengimani 4 perkara :

a. Mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui semua kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, & semua kejadian yang tak jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana terjadinya.

Allah Ta’ala berfirman :


لتعلموا أن الله على كل شيء قدير وأن الله قد أحاط بكل شيء علما


“Agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, & sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)

b. Mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit & bumi.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ


“Allah telah menuliskan takdir bagi semua makhluk 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit & bumi.” (HR. Muslim no. 4797)

c.  Mengimani bahwa tak ada satupun gerakan & diamnya makhluk di langit, di bumi, & di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dgn kehendak & izin-Nya, sebagaimana tidaklah mereka diam & tak bergerak kecuali setelah ada kehendak & izin dari-Nya.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan kamu tak dapat menghendaki (mengerjakan sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwir: 29)

d. Mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta seluruh sifat & perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.

Allah Azza wa Jalla berfirman:


الله خالق كل شيء


“Allah menciptakan segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar: 62)

 smbr:http://bustomiarifinakmibaturaja.blogspot.com/


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Auto Backlink : OoneSeem

Translate

Blog Archive

Blogger templates

klik